20 Juni 2005

seklumit sedjarah

alumni lama pada takut balik ke asrama...
.......Ternyata masalahnya tidak sesederhana itu. Setelah banyak peristiwa sedih terjadi di MAPK / MAKN ditahun 99 keatas, seakan-akan alumni itu kena black list (gitu loh) dari pembina, karena para alumni cukup memberi andil hampir dalam setiap kasus. Yang ahirnya meletus dalam peristiwa "dikeluarkannya" Ust. Sukemi dari asrama putra sampai pada kasus dikeluarnya Ust Harist dari asrama putri beberapa tahun kemudian.
Sekitar tahun 99 ada surat kaleng dari alumni yang meminta agar ustadz Sukemi keluar dari asrama putra. Tidak banyak yang tahu. Surat yang ditembuskan mulai dari Ketua RT, Kepala Sekolah sampai ke Kakandepag itu memuat semua "pelanggaran-pelanggaran" beliau dari hal yang paling kecil (semisal, keuangan asrama) sampai masalah pengajian klaten. Yang diahiri dengan sebuah tuntutan "Ust. Sukemi dimohon untuk meninggalkan asrama". Surat itu dikirim oleh seseorang (atau beberapa) yang menamakan diri "Alumni MAPK / MAKN Kartosura".
Di tahun 99 sudah berhembus animo di asrama. Kalau pengen asrama kita maju "Ustadz itu" sama "Ustadz Itu" harus keluar semua. Karena nggak akur. Kalau Ustadz ini datang diacara, ustadz itu nggak datang. Kalau Ustadz itu datang, ustadz ini nggak datang.Ustadz itu ada yang bilang terus terang ke OPPK :"kalau dia diundang, saya nggak usah. Kalau saya diundang, dia nggak usah". Lagi-lagi para alumni yang kena karena ikut menghembuskan animo ini.
Masih di tahun yang sama adik-adik angkatan 99 pernah merencanakan demo menentang kebijakan dari MAN. Pakaian putri (baju) yang dulunya keluar, harus dimasukkan. Karena dianggap kurang sopan dan kurang sesuai. Teman-teman MAN pada taat, tapi tidak untuk MAK Putri. Jalur diplomasi diambil. Anak-anak putra bernegosiasi dengan pihak MAN. Dari perundingan ke perundingan berjalan sangat alot. Sampaiah ke cara terahir yg lagi ngetrend, demo. Siapa yang jadi konsultan dalam demo ini? Salah seorang alumni juga (97).
Lahar gunung MAPK yang sudah lama bergejolak, meletus ditahun 00/01. Hadir dalam sidang sangat darurat dan sangat istimewa itu pembina-pembina asrama putra dan putri. Dihadiri juga beberapa ustadz MAKN yang lain."ustadz ini" dan "ustadz itu" duduk dalam kursi tersangka. Rekaman peristiwa ini bisa kita pinjam dari tangan ustadz sendiri kalau kita maen ke sono. Berbuntut dengan keluarnya 'Ustadz ini" dari asrama putra bersama ibu dan kedua putra kembarnya yang masih dalam hitungan bulan, Hassan Hussein.
Letusan-letusan susulan terjadi di tahun-tahun berikutnya. Berimbas pada keluarnya ustadz-ustadz yang lain. Semisal, letusan susulan tahun 01/02 yang mana, adik-adik OPPK lebih memilih untuk konsultasi ke temen-temen alumni dari pada ke pembina atau ke kakak kelasnya.
Tinta sejarah MAPK masih relatif lebih harum (dikit) dari generasi MAKN, kata para ustadz...

Tidak ada komentar: